Ambil Sampel di PAD B Sukowati, DLH Jatim: Lihat Saja Ada Tanaman yang Mati atau Tidak

Struktur Organisasi

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur telah mengambil sampel dari air dan tanah di lokasi yang dicurigai tercemar di PAD B PEP Sukowati Field, Desa Ngampel Kecamatan Kapas, Bojonegoro.

Setelah melakukan survei dan pengambilan sampel dari kondisi sawah dan saluran air, DLH Jatim memutuskan untuk berhati-hati dalam memberikan pernyataan kepada wartawan. Mereka memilih untuk berbicara dengan bijaksana, setelah mempertimbangkan semua faktor dan informasi yang ada.

Menurut Ainul Huri, Kepala Bidang Pengawasan dan Penegakan Hukum Lingkungan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur, hasil uji laboratorium menjadi bukti yang kuat untuk mengetahui adanya pencemaran di sekitar lapangan PAD B PEP Sukowati Field. Dengan demikian, kita dapat menentukan langkah yang tepat untuk penanganan masalah ini.

“Efeknya jelas terlihat secara visual, tanpa perlu saya menjelaskan. Apakah ada tanaman sawah yang mati?” tanyanya.

Ainul mengaku kesulitan mendeskripsikan kondisi lapangan yang dilihatnya. Sebaliknya, ia meminta jurnalis yang turut serta dalam kegiatan tersebut untuk melihat sendiri bahwa tidak ada tanaman padi yang mati.

Saat ini, sedang musim tanam padi di lahan persawahan yang berdekatan dengan wilayah yang dicurigai tercemar. Hanya aliran irigasi yang memisahkan lahan dari wilayah tersebut.

Selama jurnalis mengikuti pengambilan sampel di sekitar lapangan PAD B PEP Sukowati Field, terlihat tanaman padi tumbuh dengan subur di dekat area yang diduga tercemar. Air dalam sungai juga masih terjaga, seperti yang ditunjukkan oleh kehadiran banyak ikan. Meskipun ada cemaran dugaan, ekosistem tetap berfungsi dengan baik.

Setelah melakukan investigasi lapangan, tim Departemen Lingkungan Hidup (DLH) bersama tim dari Direktorat Kriminal Subdit IV Tipiter Polda Jawa Timur dan Satuan Reserse Kriminal Polres Bojonegoro mengambil sampel dari tujuh lokasi di sekitar area yang diduga terkontaminasi oleh tumpahan solar. Empat lokasi berada di air dan tiga lokasi berada di darat. Menurut catatan DLH, hasil pengujian laboratorium ini akan tersedia dalam waktu 15 hari setelah pengujian dilakukan.

Berdasarkan laporan yang diterima, PEP Sukowati Field sudah mengambil tindakan cepat dalam menangani dugaan pencemaran di lapangan. Mereka telah menemukan sumber dari ceceran dan langsung membersihkan area tersebut.

Menurut Arif Rahman Hakim, Manajer Sukowati Field, sumber ceceran berasal dari tangki solar yang digunakan untuk kebutuhan genset kontraktor.

Ketika PT ASRY melakukan pekerjaan water treatment di pengeboran sumur SKW 38, bak penampung genset mereka mengalami kebocoran dan menyebabkan sejumlah solar tumpah. Bak penampung ini terpapar curah hujan yang tinggi karena berada di area Desa Ngampel.

Sejumlah solar tumpah dan masuk ke saluran air di luar pagar, yang ternyata masih dalam wilayah Pertamina EP Sukowati. Namun demikian, pihak Pertamina telah menegur vendor untuk mencegah insiden serupa di masa depan.